๐ *BENARKAH CELAH SHAF ITU DIISI IBLIS* ⁉
Kita akan membaca beberapa hadits yang berisi perintah merapatkan shaf ketika shalat berjamaah.
๐Pertama. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jamaah dengan memerintahkan,
ุฑُุตُّูุง ุตَُُُููููู ْ ََููุงุฑِุจُูุง ุจَََْูููุง َูุญَุงุฐُูุง ุจِุงูุฃَุนَْูุงِู ََููุงَّูุฐِู َْููุณِู ุจَِูุฏِِู ุฅِِّูู ูุฃَุฑَู ุงูุดَّْูุทَุงَู َูุฏْุฎُُู ู ِْู ุฎََِูู ุงูุตَِّّู َูุฃَََّููุง ุงْูุญَุฐَُู
“Rapatkan shaf kalian, rapatkan barisan kalian, luruskan pundak dengan pundak. Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Sungguh aku melihat setan masuk di sela-sela shaf, seperti anak kambing.” (HR Abu Daud 667, Ibn Hibban 2166, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
๐Kedua. Hadits dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jamaah. Beliau memerintahkan makmum,
ุฃَِููู ُูุง ุงูุตَُُّููู َูุฅَِّูู َุง ุชَุตَُُّููู ุจِุตُُِููู ุงْูู َูุงَุฆَِูุฉِ َูุญَุงุฐُูุง ุจََْูู ุงْูู ََูุงِูุจِ َูุณُุฏُّูุง ุงْูุฎَََูู َُِูููููุง ِูู ุฃَْูุฏِู ุฅِุฎَْูุงُِููู ْ َููุงَ ุชَุฐَุฑُูุง ُูุฑُุฌَุงุชٍ ِููุดَّْูุทَุงِู َูู َْู َูุตََู ุตًَّูุง َูุตََُูู ุงَُّููู ุชَุจَุงุฑََู َูุชَุนَุงَูู َูู َْู َูุทَุนَ ุตًَّูุง َูุทَุนَُู ุงَُّููู
Luruskan shaf, agar kalian bisa meniru shafnya malaikat. Luruskan pundak-pundak, tutup setiap celah, dan buat pundak kalian luwes untuk teman kalian. Serta jangan tinggalkan celah-celah untuk setan. Siapa yang menyambung shaf maka Allah Ta’ala akan menyambungnya dan siapa yang memutus shaf, Allah akan memutusnya. (HR Ahmad 5724, Abu Daud 666, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
๐Ketiga. Hadits dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamketika merapatkan shaf, beliau mengatakan,
َูุณُุฏُّูุง ุงْูุฎَََูู؛ َูุฅَِّู ุงูุดَّْูุทَุงَู َูุฏْุฎُُู ِููู َุง ุจََُْูููู ْ ุจِู َْูุฒَِูุฉِ ุงْูุญَุฐَِู
“Tutup setiap celah shaf, karena setan masuk di antara shaf kalian, seperti anak kambing.” (HR Ahmad 22263 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
๐ *Wajib Diyakini* ‼
Setan tidak bisa kita lihat. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa melihatnya. Sangat mudah bagi Allah untuk membuat Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa melihat setan.
Kita telah mengikrarkan syahadat menyatakan beliau sebagai utusan Allah. Konsekuensinya, kita wajib mengimani dan meyakini setiap informasi yang beliau sampaikan.
Ketika beliau menyatakan, “Setan masuk di celah shaf kalian ketika shalat, seperti anak kambing.” Akankah kita tertawakan? Di mana pengagungan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
๐ *Tujuan Setan Hadir di Tengah Shaf*
Semua orang yang membaca tentu sadar bahwa kehadiran setan di sela-sela shaf tentu saja bukan untuk ikut shalat jamaah. Kehadiran setan adalah untuk menggoda peserta shalat jamaah. Kita simak hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฅِุฐَุง ُููุฏَِู ِููุตَّูุงَุฉِ ุฃَุฏْุจَุฑَ ุงูุดَّْูุทَุงُู ََُููู ุถُุฑَุงุทٌ ุญَุชَّู ูุงَ َูุณْู َุนَ ุงูุชَّุฃْุฐَِูู ، َูุฅِุฐَุง َูุถَู ุงِّููุฏَุงุกَ ุฃَْูุจََู ، ุญَุชَّู ุฅِุฐَุง ุซُِّูุจَ ุจِุงูุตَّูุงَุฉِ ุฃَุฏْุจَุฑَ ، ุญَุชَّู ุฅِุฐَุง َูุถَู ุงูุชَّุซِْููุจَ ุฃَْูุจََู ุญَุชَّู َูุฎْุทُุฑَ ุจََْูู ุงْูู َุฑْุกِ ََْูููุณِِู ، َُُูููู ุงุฐُْูุฑْ َูุฐَุง ، ุงุฐُْูุฑْ َูุฐَุง . ِูู َุง َูู ْ َُْููู َูุฐُْูุฑُ ، ุญَุชَّู َูุธََّู ุงูุฑَّุฌُُู ูุงَ َูุฏْุฑِู َูู ْ ุตََّูู
Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh sambil terkentut-kentut, sehingga tidak mendengarkan adzan. Setelah adzan selesai, dia datang lagi. Ketika iqamah dikumandangkan, dia pergi. Setelah selesai iqamah, dia balik lagi, lalu membisikkan dalam hati orang yang shalat: ingat A, ingat B, mengingatkan sesuatu yang tidak terlintas dalam ingatan. Hingga dia lupa berapa jumlah rakaat yang dia kerjakan. (HR Ahmad 8361, Bukhari 608, Muslim 885 dan yang lainnya).
Di samping menggoda ingatan, setan juga menggoda konsentrasi dengan diganggu fisiknya, agar dia merasa telah berhadats.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menasehatkan kepada orang yang suka was-was dengan hadats ketika shalat,
ุฅَّู ุงูุดَّْูุทَุงَู َูุฃْุชِู ุฃَุญَุฏَُูู ْ ََُููู ِูู ุงูุตَّูุงَุฉ ََููุจَُّู ุฅุญْู َِูู
Tidak ada komentar:
Posting Komentar