Sabtu, 19 Mei 2018

Catatan di awal Ramadan


*RENUNGAN HARI PERTAMA RAMADHAN*

APA ITU IMSAK ?

IMSAK hanya dikenal di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia & Malaysia.
Kemungkinan yang membuat ajaran Imsak ini berniat baik, agar kita ada waktu untuk bersiap diri melaksanakan Sholat & mempersiapkan waktu terbitnya fajar.

Namun dia lupa bahwa Islam yang diajarkan Rasulullah s.a.w. sudah sempurna, sehingga tidak perlu ditambah atau dikurangi.

*Akibatnya pada hari ini banyak umat menganggap batas akhir makan sahur adalah Imsak, sehingga menghilangkan ajaran Rasulullah s.a.w. yang sesungguhnya*.

Dalil : Sabda Nabi s.a.w.:

 “Jika salah seseorang dari kamu mendengar Adzan sedangkan ia masih memegang piring (makanan), maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menyelesaikan hajatnya (makannya)". [HR.Imam Ahmad, Abu Dawud, Hakim, dishahihkan oleh Adz Zahabi]

Ibnu Umat berkata :

"Alqamah Bin Alatsah pernah bersama Rasulullah s.a.w., kemudian datang Bilal akan mengumandangkan adzan, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda :

 “Tunggu sebentar wahai Bilal..! Alqamah sedang makan sahur”. [Hadis ini dihasankan oleh Syaikh Al Albani]

Allah ber-Firman :

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan *MAKAN MINUMLAH HINGGA TERANG BAGIMU BENANG PUTIH DARI BENANG HITAM, YAITU FAJAR*. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam, tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka ber-Taqwa”.[Al Baqarah  187]

Jadi sahabatku, *batas makan sahur adalah waktu Fajar ( _saat adzan subuh/fajar_), Bukan IMSAK*.

Allah ber-Firman :

 “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota, maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. *APA YANG DIBERIKAN RASUL KEPADAMU, MAKA TERIMALAH. DAN APA YANG DILARANGNYA BAGIMU, MAKA TINGGALKANLAH*. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya".[Al-Ĥashr 7]

‎Harap disebarkan, agar tidak makin tersebar kesalahan dan kekeliruan di dalam masyarakat, terutama di keluarga kita dalam melaksanakan amalan di bulan Ramadhan.

Maha Benar Allah denga segala Firman-Nya :

Allah ber-Firman :

‎"Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka hendaklah kamu ber-Taqwa kepada-Ku."".[An-Naĥl 2]

"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan apa yang diperintahkan itu, berarti kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir".[Al-Mā'idah 67]

"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar perintah-perintah-Nya,.....dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang munafik vang berkata : "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan."".[Al-'Anfāl 20-21]

Semoga kita dapat melaksanakan aturan ber-Puasa sesuai dengan petunjuk dari Allah yang di sampaikan oleh Rasulullah s.a.w. dengan baik dan benar.[IAH]‎

Subhaana Rabbika Rabbil Izzati Amma Yashifun -

Wa'Salaamun ala Mursaliin-

Walhamdulillahi Rabbil’Alaamiin

Aamiin Yaa Rabbil’Alaamiin

★SELAMAT BER-IBADAH★

Puasa Ramadhan dan 70 000 pintu hijab


Nabi Musa adalah manusia yang diberi karunia yang sangat besar oleh Allah yaitu diperkenankan bercakap-cakap langsung dengan Allah. Ketika Nabi Musa sedang bercakap-cakap langsung dengan Allah, maka jarak antara Nabi Musa dengan Allah adalah sepanjang 70.000 Hijab.
Demikianlah seorang hamba yang berdo’a kepada Allah, maka jarak antara hamba tersebut dengan Allah adalah 70.000 hijab.
(catatan : 70.000 hijab = antrian 70.000 do’a atau permohonan)

Suatu kali Nabi Musa bertanya kepada Allah, ” Wahai Allah, adakah umat diakhir jaman yang Engkau muliakan sebagaimana aku telah Engkau muliakan dengan bercakap-cakap langsung dengan Engkau?”

Allah berfirman, ” Wahai Musa, sesungguhnya umat diakhir jaman mempunyai sebuah ibadah yaitu berpuasa di bulan Ramadhan. ketika hamba-hambaKU berpuasa disiang hari, ketika bibir mereka menjadi pucat karena menahan lapar, dan kulit mereka mengering karena mereka menahan haus, ketika itulah Aku merasa malu kepada mereka.
Karena itu Aku memberi mereka 2 kegembiraan, yaitu :

1. Kegembiraan ketika hendak berbuka puasa (detik-detik menunggu berbuka puasa), pada saat itulah, AKU MEMBUKA SEMUA 70.000 PINTU HIJAB.

2. Kegembiraan ketika mereka memasuki surga dan Bertemu dengan Aku. “.

Apabila seorang muslim yang beriman tau, bahwa detik-detik berbuka puasa adalah kegembiraan karena Allah membuka semua pintu 70.000 hijab antara Allah dengan hambaNYA, maka seorang hamba akan banyak berdzikir dan berdo’a.

Jumat, 18 Mei 2018

pencari ilmu zaman now


💦Muhasabah Dr. Pepen Supendi, M. Ag
*Beda Mencari Ilmu Zaman Dulu dan Zaman Now*🤔

Zaman dahulu, orang sulit mencari ilmu tapi mudah mengamalkannya.

Zaman sekarang, orang mudah mencari ilmu tapi sulit mengamalkannya.

Dahulu, ilmu dikejar, ditulis, dihafal, diamalkan dan diajarkan.

Sekarang, ilmu diunduh, disimpan dan dikoleksi, lalu diperdebatkan.

Dahulu, butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu.

Sekarang, cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan snack.

Dahulu, ilmu disimpan di dalam hati, selama hati masih normal, ilmu tetap terjaga.

Sekarang, ilmu disimpan di dalam memori gadget, kalau baterai habis, ilmu tertinggal. Kalau gadget rusak, hilanglah ilmu.

Dahulu, harus duduk berjam-jam di hadapan guru penuh rasa hormat dan sopan, maka ilmu merasuk bersama keberkahan.🤗

Sekarang, cukup tekan tombol atau layar sambil tidur2an, maka ilmu merasuk bersama kemalasan.

Kita telah sampai di zaman dimana bicara tanpa perlu suara, melihat tanpa perlu tatap muka dan memanggil tanpa perlu teriak.

Hingga, bicara hanya perlu ketik saja. Melihat hanya perlu klik saja. Dan memanggil hanya perlu ping saja. Social Media telah menjadi budaya, Al-Qur’an pun semakin terlupa.

Dari yang hanya melihat-lihat, sampai mereka yg beradu pendapat. Dari tingkah yang dibuat-buat, sampai yang terang-terangan maksiat.

Hingga tak sadar jemari ini berkhianat, menulis sesuatu yg tak bermanfaat.

Hingga tak sadar mata ini berkhianat, melihat apa yang seharusnya tak boleh dilihat.

Wahai diri ingatlah !!!
Matamu akan menjadi saksi atas apa yang kau lihat.

Jemarimu akan menjadi saksi atas apa yang telah engkau tulis.

Suatu hari nanti apapun yg kau lakukan dengan anggota badanmu akan bersaksi dihadapan Penciptanya.

Maka dapatkah kau membantahnya ? Maka, jangan sampai mereka menjadi musuhmu dihari perhitungan nanti.

Menjadi saksi keburukanmu di Sosial Media, saksi atas apa yang kau lihat, saksi atas apa yang kau tulis. Saksi atas segala apa yang kita lakukan di Sosial Media.

Gunakan HPmu sebagai ladang amal,
Sebarkan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat.
🙏
Barakallah Fiikum

Pencari ilmu jaman now


💦Muhasabah Dr. Pepen Supendi, M. Ag
*Beda Mencari Ilmu Zaman Dulu dan Zaman Now*🤔

Zaman dahulu, orang sulit mencari ilmu tapi mudah mengamalkannya.

Zaman sekarang, orang mudah mencari ilmu tapi sulit mengamalkannya.

Dahulu, ilmu dikejar, ditulis, dihafal, diamalkan dan diajarkan.

Sekarang, ilmu diunduh, disimpan dan dikoleksi, lalu diperdebatkan.

Dahulu, butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu.

Sekarang, cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan snack.

Dahulu, ilmu disimpan di dalam hati, selama hati masih normal, ilmu tetap terjaga.

Sekarang, ilmu disimpan di dalam memori gadget, kalau baterai habis, ilmu tertinggal. Kalau gadget rusak, hilanglah ilmu.

Dahulu, harus duduk berjam-jam di hadapan guru penuh rasa hormat dan sopan, maka ilmu merasuk bersama keberkahan.🤗

Sekarang, cukup tekan tombol atau layar sambil tidur2an, maka ilmu merasuk bersama kemalasan.

Kita telah sampai di zaman dimana bicara tanpa perlu suara, melihat tanpa perlu tatap muka dan memanggil tanpa perlu teriak.

Hingga, bicara hanya perlu ketik saja. Melihat hanya perlu klik saja. Dan memanggil hanya perlu ping saja. Social Media telah menjadi budaya, Al-Qur’an pun semakin terlupa.

Dari yang hanya melihat-lihat, sampai mereka yg beradu pendapat. Dari tingkah yang dibuat-buat, sampai yang terang-terangan maksiat.

Hingga tak sadar jemari ini berkhianat, menulis sesuatu yg tak bermanfaat.

Hingga tak sadar mata ini berkhianat, melihat apa yang seharusnya tak boleh dilihat.

Wahai diri ingatlah !!!
Matamu akan menjadi saksi atas apa yang kau lihat.

Jemarimu akan menjadi saksi atas apa yang telah engkau tulis.

Suatu hari nanti apapun yg kau lakukan dengan anggota badanmu akan bersaksi dihadapan Penciptanya.

Maka dapatkah kau membantahnya ? Maka, jangan sampai mereka menjadi musuhmu dihari perhitungan nanti.

Menjadi saksi keburukanmu di Sosial Media, saksi atas apa yang kau lihat, saksi atas apa yang kau tulis. Saksi atas segala apa yang kita lakukan di Sosial Media.

Gunakan HPmu sebagai ladang amal,
Sebarkan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat.
🙏
Barakallah Fiikum

Seri Fiqih Puasa


*💍SERI FIKIH*

*📁SILSILAH FIKIH PUASA  LENGKAP*

*_Part 2_*

*📘Bab 3: Ketentuan Memasuki Ramadhan*

*🔅Al-Imam as-Sa'di* berkata, "(Berpuasa Ramadhan wajib dilaksanakan) dengan berdasarkan (pada salah satu dari dua hal); adanya ru'yah hilal Ramadhan (melihat tanda awal bulan Ramadhan) atau dengan penyempurnaan Sya'ban menjadi tiga puluh hari. *Rasulullah telah bersabda "Berpuasalah kalian ketika melihat hilal Ramadhan dan berbukalah kalian (mengakhiri Ramadhan) ketika melihat hilal Syawal. Namun jika hilal tertutup (tidak jelas) atas kalian, tentukanlah untuknya."* (Muttafaq 'alaih)

Pada lafaz lain disebutkan, "Tentukanlah untuknya tiga puluh hari."

Pada lafaz lain disebutkan, "Sempurnakanlah jumlah Sya'ban menjadi tiga puluh hari."
*📝(HR Bukhari)*

Pelaksanaan puasa Ramadhan boleh dengan dasar persaksian ru'yah hilal dari seorang yang 'adl, sedangkan untuk bulan-bulan lainnya tidak diterima persaksian ru'yah hilalnya selain dari dua orang yang 'adl."

*🌕Ru'yah Hilal Ramadhan*

Yang dimaksud dengan *hilal adalah rembulan di fasa awal yang menandai masuknya bulan Ramadhan* atau bulan lainnya. Sebab utama kewajiban berpuasa Ramadhan adalah adanya ru'yah hilal Ramadhan. Dalilnya adalah hadits-hadits yang telah disampaikan al-Imam as-Sa'di.

🗓 Penyempurnaan Sya'ban Tiga Puluh Hari

Jika hilal tidak terlihat, bulan Sya'ban wajib disempurnakan menjadi tiga puluh hari. Inilah sebab kedua yang menentukan kewajipan berpuasa Ramadhan. Bulan yang didasarkan perhitungan hilal tidak mungkin lebih dari 30 hari dan tidak mungkin kurang dari 29 hari. Dalilnya:

*"Sesungguhnya kita adalah umat yang tidak mengenal tulis menulis dan hitung menghitung. Satu bulan sejumlah ini dan sejumlah itu." Maksudnya terkadang 29 hari dan terkadang 30 hari.*
(Mutatafaq 'alaih)

*"...Berpuasalah kalian kerana terlihatnya hilal Ramadhan dan berbukalah (mengakhiri Ramadhan) kerana terlihatnya hilal Syawal. Jika hilal tertutup (tidak jelas) atas kalian, tentukanlah untuknya tiga puluh hari."*
📝 (HR Muslim)

Umat ini tidak bersandar pada ilmu hisab dalam hal perhitungan bulan. Jadi, jika hilal benar-benar tidak terlihat di petang hari setelah berakhirnya hari ke-29 Sya'ban, ditempuhlah penyempurnaan jumlah Sya'ban menjadi tiga puluh hari.

*🔭Berita Ru'yah Hilal Dari Orang Yang 'Adl*

*Al-'Adl secara bahasa bermakna sesuatu yang lurus. Menurut istilah syariat, ertinya orang yang melaksanakan kewajiban-kewajiban, tidak melakukan dosa besar, dan tidak terus menerus mengerjakan dosa kecil. Dengan ungkapan lain, ia adalah orang yang selamat (bersih) dari berbagai sebab kefasikan. Jadi, orang yang 'adl adalah orang yang istiqamah agamanya dan tidak fasik.*
📝 (Asy-Syarh al-Mumti' 6/323-325, al-Imam Ibnu Utsaimin)

Penentuan mulainya puasa Ramadhan harus berdasarkan kepada persaksian ru'yah hilal dari seorang muslim yang 'adl dan kuat penglihatannya. Orang kafir tidak memiliki sifat ini, sehingga persaksiannya tidak diterima. Demikian pula, seorang muslim yang tidak memiliki sifat 'adl kerana dia fasik, persaksiannya tidak diterima.

*🔅Al-Imam asy-Syafi'i dan al-Imam Ahmad serta jumhur (majoriti) ulama* berpendapat cukup persaksian satu orang muslim yang 'adl untuk ru'yah hilal Ramadhan, sedangkan untuk ru'yah hilal bulan-bulan selain Ramadhan dipersyaratkan dua orang muslim yang 'adl.

"Orang-orang berusaha melihat hilal. Aku (Ibnu Umar) kemudian memberitakan kepada Rasulullah bahawa aku melihatnya, lantas baginda menetapkan untuk berpuasa esoknya dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa."
*📝(HR Abu Dawud, dishahihkan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim dan al-Albani)*

"Rasulullah menetapkan perintah kepada kami agar kami beribadah berdasarkan hilal yang terlihat. Namun, jika kami tidak melihatnya dan terdapat dua saksi yang 'adl yang menyaksikan hilal, kami pun beribadah berdasarkan persaksian keduanya."
*📝 (HR Abu Dawud dan ad-Daraquthni, dishahihkan oleh ad-Daraquthni dan al-Albani)*

*📘Bab 4: Ketentuan Niat Berpuasa*

*🔅Al-Imam as-Sa'di* berkata, "Wajib

Rabu, 16 Mei 2018

gow 14 mei 2018

7 wasiat Rosululloh kepada Abu Dzar Al Gifari



Kartinian GOW 21April 2018






Harapan Bulan Ramadhan


*HARAPAN BULAN RAMADHAN…*

👉🏼 Bukankah kita ingin menjalani ibadah di bulan Ramadhan dengan tenang dan nyaman tanpa terpengaruh hiruk pikuk dunia ?
Maka perbanyaklah ISTIGHFAR

ALLAH ﷻ berfirman:

‏﴿٣﴾ وَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتٰعًا حَسَنًا

dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik dan hidup yang nyaman kepadamu
(QS. Huud : 3)

👉🏼 Bukankah kita ingin berada di puncak kesehatan dan kekuatan di bulan Ramadhan hingga dapat maksimal dalam beribadah ?
Maka perbanyaklah ISTIGHFAR

ALLAH ﷻ berfirman:

‏﴿٥٢﴾ وَيٰقَوْمِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ

Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu
(QS. Huud: 52)

👉🏼 Bukankah kita ingin memiliki hati yang bersih yang selalu memompa semangat kita dalam mendekat kepada ALLAH ﷻ di bulan Ramadhan?
Maka perbanyaklah ISTIGHFAR

ALLAH ﷻ berfirman:

‏﴿١٤﴾ كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

(Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya dosa dan kesalahan yang selalu mereka usahakan itulah yang menutupi dan mengotori hati mereka.
(QS. Al Muthaffifin: 14)

Ternyata penyebab kotornya hati dan kandasnya kita dalam beribadah adalah DOSA

Saudaraku,
Di hari-hari terakhir kita menuju Ramadhan ini, marilah basahi lisan kita dengan istighfar dan bertaubat kepada ALLAH ﷻ.

Istighfar yang lahir dari sebuah rasa takut kepada ALLAH Al Mutakabbir (yang maha memiliki keagungan) dan bukan hanya sekedar pemanis bibir.